Agak lama saya memikirkan untuk konfirmasi kedatangan saya dalam acara tersebut. Memang, jadwal yang padat mengharuskan saya untuk berpikir dua kali. Dilema, seperti itulah sikap saya waktu itu. Terlebih, kesibukkan saya di organisasi pers mahasiswa dan lingkungan kampus menjadi pertimbangan saya.
Seolah mendapat pencerahan, saya pun langsung siap untuk menghadiri acara itu. Faktor pembicara menjadi kunci dalam memantapkan jawaban saya. Tak hanya itu, tema diskusi itu juga menjadi hal yang patut untuk dipertimbangkan.
Tibalah hari di mana diskusi itu dimulai. Rabu, 20 September, saya berangkat ke Jakarta Convention Center (JCC) untuk menghadiri acara itu. Agak ramai memang. Hal ini bisa dimaklumi karena beberapa pembicara menjadi titik fokus para peserta diskusi.
Acara itu pun dibuka dengan pemaparan dari Pemimpin Redaksi KompasTV Rosi Silalahi. Rosi memaparkan alasan adanya tema diskusi tersebut melalui video yang ditampilkan di layar panggung. Isinya adalah perkembangan media sosial dan perubahan perilaku generasi milenial. Perubahan zaman ternyata membuat generasi ini merubah pola perilakunya. Seperti contoh, dari yang awalnya mereka berbelanja secara tatap muka kemudian berubah ke pembelian secara online.
Joko Widodo pun dipersilakan untuk memasuki panggung. Ia memaparkan bagaimana tindak generasi milenial ini dalam menanggapi peluang ekonomi di media sosial. Menurutnya, banyak anak-anak muda yang memilih memakai cara online dalam cara hidup. Mulai dari jual-beli hingga pemakaian jasa.
Kecenderungan generasi milenial ini pun menjadi perhatian khusus Joko Widodo. Pria yang akrab disapa Jokowi ini pun tak mau kalah dengan gelagat mereka. Ia juga mengikuti pola hidup online yang dilakukan generasi saat ini. Walaupun dengan batas tertentu karena ia menjabat sebagai presiden.
Tak lupa, Joko Widodo juga memperingatkan kepada para peserta diskusi. Kecenderungan pola hidup generasi milenial haruslah diperhatikan. Sebab, semua hal bisa mereka lakukan secara online. Ini akan berdampak pada pola konsumsi, produksi, hingga pola kerja.
Diskusi ini pun turut dihadiri beberapa pengusaha di bidang online. Mereka yang menjadi pembicara adalah Nadiem selaku CEO Go-Jek, Henry Hendrawan selaku CEO Travelloka, hingga William sebagai CEO Tokopedia. Tokoh-tokoh ini pun menginspirasi para peserta diskusi lewat pengalaman mereka dalam membangun bisnis.
Saya pun bisa menarik satu kesimpulan bahwa membangun usaha akan bisa dengan cara cepat. Hampir semua dari mereka pernah mengalami kegagalan dalam membangun bisnis. Bahkan, ada juga yang hampir bangkrut. Namun, mereka melihat peluang bisnis lewat media sosial. Secara bertahap, mereka pun bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.
Tak hanya itu, mereka juga mulai mengembangkan bisnis-bisnis tersebut. Tokoh-tokoh ini menganjurkan kepada para peserta agar cermat melihat peluang. Untuk para pebisnis muda, mereka bisa menggunakan media sosial sebagai langkah awal memulai bisnis. Jika sudah berkembang, mereka harus mencoba mengembangkannya lewat website serta aplikasi di Playstore. Namun jangan lupa, memulai bisnis tak bisa dilakukan secara instant.
0 Comments