Sumber: Boom Overture |
Kemunculan Pesawat Komersial
Supersonik—yang kecepatannya melebihi kecepatan suara—memang bukan sebuah hal
baru. Tahun 1969, Concorde muncul pertama kalinya di angkasa. Pesawat yang
pensiun pada 2003 lalu ternyata memiliki penerus dengan nama Overture dengan
kecepatan 2,6 kali lebih tinggi dibanding pendahulunya.
Ide kemunculan Overture ini disebarkan pada 2014 lalu. Perusahaan startup asal Colorado, Amerika Serikat,
Boom Technology, mengumumkan akan membuat pesawat supersonik terbarunya. Pesawat ini dimaksudkan untuk menawarkan penerbangan supersonik kelas bisnis yang
terjangkau di rute lintas samudera.
Tidak main-main, mereka juga telah
berhasil mengumpulkan modal awal dari berbagai investor sebesar US$100 juta
untuk merealisasikan ide tersebut.
Dilansir dari Dailymail, Overture
merupakan jet komersial supersonik yang kecepatannya mampu melebihi kecepatan
suara hingga dua kali lipat dengan jangkauan 5.180 mil. Pesawat yang memiliki
kapasitas 55 kursi ini mampu membawa penumpang dari London menuju New York
hanya dalam waktu 3,5 jam, lebih cepat setengah perjalanan dibandingkan waktu
yang ditempuh menggunakan pesawat biasa.
Peluncuran pertama Overture dilaksanakan dalam kegiatan Paris Air Show
pada Peluncuran diumumkan pada Paris Air Show bulan Juni lalu. Selain itu, Boom
Technology juga tengah mengembangkan XB-1, sebuah demonstrasi skala 1:3 dari
Overture. XB-1 akan dipamerkan pada Desember 2019. Sedangkan penerbangan
Overture pertama akan dilakukan pada 2020 mendatang.
XB-1 sendiri berfungsi sebagai memberikan pemahaman awal mengenai
standar yang diperlukan untuk melakukan penerbangan supersonik secara aman.
Pesawat yang juga dikenal dengan Baby Boom ini adalah konstruksi komposit, di
mana pesawat ini ditenagai oleh tiga mesin turbojet poros tunggal GE J85-15
yang akan menghasilkan kecepatan 2,2 mach. Nantinya, pengembangan Overture akan
berintergrasi berdasarkan uji coba dari XB-1 yang dilakukan pada Desember 2019.
Pesawat komersial
supersonik Overture akan dilengkapi dengan sistem propulsi yang unggul, bahan
yang andal, dan teknologi canggih.
Boom Technology mengungkapkan, pesawat ini akan menawarkan
penerbangan yang lebih tenang, lebih hemat bahan bakar, dan lebih murah
daripada pesawat supersonik sebelumnya.
“Penerbangan supersonik telah ada selama lebih dari 50 tahun. Tetapi
teknologi untuk membuatnya efisien baru saja diterima oleh regulator. Kami
menggabungkan bahan dan teknologi yang telah terbukti pada pesawat penumpang
lain ke dalam terobosan desain baru untuk memberikan pelayanan penerbangan revolusioner kepada
para penumpang dan
maskapai penerbangan,” tulis Boom dalam website-nya.
Sumber: Boom Overture |
Overture sendiri memiliki panjang sekitar 52
meter dan lebar sayap sepanjang 18 meter. Pesawat ini didesain dengan
penggunaan bahan bakar yang berlaku seperti pesawat pada umumnya. Faktor yang
dapat membuatnya terbang tinggi hingga 3 ribu meter dikarenakan desain badan pesawat
yang menggunaan serat karbon komposit yang ringan, sistem tenaga penggerak
khusus, dan material bingkai udara. Dari komponen ini, Overture mampu terbang dengan
kecepatan hingga 2,2 mach, atau sekitar 2.335 km per jam.
Pesawat supersonik
Overture akan ditenagai oleh tiga mesin turboprop. Bagian pertama, yang
mencakup dua mesin, akan dipasang di bagian bawah tiap pesawat. Sedangkan mesin ketiga dipasang di ujung badan pesawat.
Turbojet demonstran
XB-1 GE J85-15 diuji dengan bahan bakar alternatif untuk mencapai emisi karbon
rendah yang ramah lingkungan. Dari uji coba ini, maka Overture memungkinkan
penggunaan bahan bakar berkarbon rendah.
Dalam kapasitas, pesawat ini mampu mengangkut sekitar 55-75 penumpang
beserta dua pilot dan empat awak kabin. Pemilihan 55 kursi ini dipilih karena
ini merupakan standar rata-rata pesawat kelas bisnis. Overture memang
menerapkan standar bisnis dalam pelayanan untuk penumpang, terutama untuk
kenyamanan, privasi, dan produktivitas.
Kenyamanan penumpang ini ditunjukkan lewat berbagai fasilitas seperti space yang luas di tiap kursinya, meja
makan, rak buku, hingga penyimpanan barang elektronik di sisi kursi. Selain
itu, Overture juga memiliki loker penyimpanan pribadi yang berada di bawah
kolong kursi penumpang. Loker ini menggantikan peran bagasi yang ada di atas
kepala. Sehingga, space untuk kepala
penumpang bisa lebih luas dan akses ke bagasi jadi jauh lebih mudah.
Kabin penumpang Overture didesain dengan posisi satu penumpang di tiap
sisi. Jika di dalam pesawat biasa, penumpang harus memilih posisi untuk di
dekat jendela atau lorong, maka Overture menyediakan keduanya. Dalam deskripsi
yang ditampilkan di website-nya, tiap
kursi memiliki jendela pribadi yang besar dan akses langsung ke lorong.
Untuk menikmati Overture, para penumpang harus menunggu hingga 2025
mendatang. Blake Scholl selaku CEO Boom Technology mengungkapkan, penumpang tak
perlu resah dengan apabila ingin menikmati pesawat ini. Sebab, harga pesawat
supersonik ini serupa dengan kelas bisnis pesawat tipe subsonic, yakni US$5
ribu atau sekitar Rp66,1 juta sekali terbang.
“Pada akhirnya, tujuan kami adalah membuat penerbangan kecepatan tinggi
yang berjangkau untuk semua orang, terutama para pelancong. Overture akan
menjadi pesawat supersonik pertama di dunia yang layak secara ekonomi,”
jelasnya seperti yang dikutip dari Dailymail.
*Artikel ini telah tayang di Majalah Airmagz edisi Desember 2019
0 Comments