Sumber: news.okezone.com |
Mahasiswa merupakan tahapan tinggi dalam sebuah pelajar.
Perbedaan mahasiswa dengan siswa ada di dalam kata “Maha”. Kata Maha sendiri
merupakan sebuah kata yang menggambarkan tentang sesuatu yang lebih tinggi. Jika
masih ada mahasiswa yang masih diatur oleh dosennya, berarti dia belum bisa
disebut sebagai mahasiswa.
Di zaman dulu, ketika orde baru, mahasiswa merupakan salah
satu hal yang menjadi sorotan oleh pemerintah. Bagaimana tidak, ketika
mahasiswa sedang berkumpul, para polisi langsung membubarkan perkumpulan
tersebut. Bahkan penampilan mahasiswa saja sangat diperhatikan, seperti rambut
panjang. Mahasiswa zaman dulu tidak boleh memanjangkan rambutnya. Jika
membangkang, mahasiswa tersbut akan dicukur oleh pihak keamanan.
Tahun 1998 merupakan tahunnya revolusi di Indonesia. Salah
satu penyebab revolusi adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan penggerak revolusi
karena pada saat itu pers sedang diintimidasi oleh pemerintah. Demo
besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa membuat Presiden Soeharto turun
dari kekuasaannya.
Setelah Pers bebas menyampaikan pendapatnya, mahasiswa saat
itu seperti kehilangan rohnya. Sebelum ada pers, mahasiswa-lah yang menjadi
penggerak lidah rakyat. Banyak rakyat yang menunjukkan simpatinya kepada para
mahasiswa. Seperti memberi makanan, minuman, serta tempat untuk berlindung dari
pemerintah. Setelah pers memainkan peranannya, banyak mahasiswa yang mulai
kehilangan jati dirinya.
Jika dibandingkan dengan zaman sekarang, mahasiswa sudah
kehilangan ruhnya. Bagaimana tidak, mahasiswa saat ini sangatlah berbeda dengan
mahasiswa Orde Baru. Pemikiran mahasiswa saat ini tidak sekritis mahasiswa
dulu. Zaman dulu, beberapa kebijakan pemerintah selalu dijadikan topik
pembicaraan mahasiswa. Sekarang, mahasiswa seakan-akan tidak peduli dengan
lingkungan sekitarnya.
Mahasiswa saat ini juga mudah sekali dipengaruhi
pemikirannya. Salah satunya terlihat ketika situs radikal yang diblokir oleh
pemerintah. Banyak mahasiswa yang mengkritik kebijakan pemblokiran situs
tersebut. Ini sangat disayangkan mengingat situs tersebut telah memberitakan
berbagai berita yang memprovokasi agama lain, bahkan agama Islam sendiri. Jika
ingin mendalami Islam, lebih baik belajar di Pondok Pesantren dibanding belajar
melalui situs-situs yang tidak jelas.
Belakangan ini, mahasiswa dihebohkan dengan media yang
mengajak seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk melakukan demo penurunan
Presiden Jokowi. Saya sebagai mahasiswa sangat menyayangkan berita ini.
Beberapa mahasiswa sudah terpengaruh, bahkan sampai-sampai memasang badannya
untuk demo yang akan dilakukan pada tanggal 20 Mei 2015 nanti. Disini saya
prihatin, mudah sekali mereka terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang tidak
bermanfaat itu. Daripada melakukan demo yang tidak jelas, lebih baik para
mahasiswa sekarang banyak-banyak belajar agar tidak mudah dipengaruh oleh
kabar-kabar yang belum jelas asal-usulnya.
0 Comments