Sumber: internet |
Selasa, 21 April 2015, peserta Training Pers Institut (TPI)
melaksanakan pendalaman materi tentang Jurnalistik Foto. Materi ini disampaikan
oleh Johnny, yang dia sendiri merupakan
wakil dari pihak Kompas. Acara ini diselenggarakan pada sore hari di Aula
Student Center (SC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kegiatan ini diawali dengan pembahasan foto yang dibuat oleh
para peserta TPI. Johnny membagi para peserta menjadi lima kelompok. Kelompok
ini kemudian mendiskusikan dan menganalisa hasil foto yang ditampilkan di layar
proyektor. Hasil diskusi yang dimaksud dinamakan caption.
Setelah menganalisa, narasumber kemudian membahas hasil dari
lima kelompok tersebut. Ternyata, banyak kekeliruan yang terlihat dalam hasil caption. Kebanyakan para peserta salah
dalam hal pemilihan foto yang akan dianalisa. Menurut Johnny, kekeliruan ini
sangat berakibat fatal karena pembaca akan mempertanyakan maksud dari foto
tersebut.
Contohnya adalah salah satu foto yang menjelaskan keadaan di
sekitar jembatan penyebrangan UIN. Di dalam foto ini, sangat tidak jelas apa
yang mau dibahas. Apakah menjelaskan kondisi jalan raya atau kondisi jembatan
penyebrangan. Pengambilan angle juga
dinilai sangat keliru karena salah posisi penempatan dalam pengambilan foto.
Ada juga foto yang menjelaskan tentang behind the scene Teater Syahid. Tidak jelas apa yang mau
diceritakan di dalam foto tersebut. Foto ini juga sama sekali tidak menampilkan
sebuah objek yang seharusnya diamati, yakni manusia. Menurut Johnny, foto ini
keliru dalam hal pengambilan sebuah objek yang akan digambarkan.
Selanjutnya, narasumber menampilkan beberapa foto yang
pernah ditampilkan di koran Kompas. Ada beberapa foto yang menarik untuk
dibahas. Salah satunya yaitu foto terkait orang yang mirip dengan Gayus
Tambunan. Gayus adalah salah satu orang yang paling dicari oleh pemerintah pada
saat itu.
Ada kejadian yang menarik terkait pengambilan foto tersebut,
yakni sang fotografer itu sendiri. Pihak Kompas mengakui bahwa si fotografer
itu telah disembunyikan selama tiga bulan. Hal ini dapat dimaklumi karena
resiko terkait pengambilan foto itu sangat besar, juga dapat memengaruhi pihak-pihak yang
terkait foto tersebut.
Dari uraian diatas, penempatan foto di dalam berita itu
sangat berpengaruh. Foto sendiri memiliki fungsi untuk menjelaskan makna yang
tersirat di dalam berita, juga merupakan salah satu bukti yang menguatkan bahan
tulisan. Jika kita melihat berita tanpa foto, akan terasa tidak lengkap dan
tidak menarik.
0 Comments