Kebudayaan Jepang begitu dinikmati oleh masyarakat
Indonesia. Beberapa di antaranya seperti manga (komik Jepang), cosplay
(pemakaian kostum sesuai karakter tertentu), anime (kartun Jepang) dan Japan
Music (musik Jepang) berhasil memikat penduduk lokal. Tak heran, beberapa
komunitas pecinta budaya negeri sakura ini menjamur di Indonesia.
Salah satunya Islamic Otaku Community (IOC). Otaku memiliki
pengertian pecinta budaya Jepang. Komunitas ini memiliki beberapa cabang di
Indonesia yakni di Jakarta, Depok, Lampung, Bekasi, dan Bogor. IOC juga
memiliki cabang tingkat universitas, yaitu di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
IOC UIN Jakarta resmi berdiri pada 20 Mei 2015 silam.
Menurut Ketua IOC UIN Jakarta, Istiana Rahma, IOC adalah satu-satunya komunitas
otaku yang memiliki ciri khas sesuai nilai-nilai Islam. “Islamic itu sifat,
jadi kami ingin menyesuaikan hobi sesuai dengan syariat Islam. Sebab di negara
asalnya, otaku sendiri bermakna negatif,” ujar wanita yang akrab disapa Isma, Senin
(19/10).
Selama ini, tambah Isma, kondisi pecinta budaya Jepang di
Indonesia memperihatinkan. Banyak wanita yang rela melepas jilbab untuk sekadar
kepentingan hobi saja. “Beberapa komunitas otaku menganggap hijab bisa merusak
karakter cosplay, kalau di sini kita bebas berhijab dan tetap mengikuti
cosplay” ucapnya.
IOC berprinsip untuk menjaga karakter Islami. Untuk wanita,
IOC memperbolehkan tetap memakai jilbab saat penampilan cosplay. Jika ada
penampilan cosplay yang memakai lambang-lambang terdapat lambang-lambang
non-Islam, maka mereka akan mengganti simbol tersebut dengan ikon-ikon Islam.
Namun, Isma mengaku, tidak hanya IOC saja yang membiarkan
anggotanya bebas memakai hijab saat ada kegiatan. Saat ini, sudah banyak
komunitas-komunitas lain yang memperbolehkan anggotanya memakai jilbab.
Selain penggunaan jilbab, IOC memiliki peraturan ketat
terkait anime yang akan dijadikan tontonan
anggota IOC. Isma melanjutkan, anime bisa memengaruhi terbentuknya
karakter seseorang. Apalagi anime dewasa yang tidak layak ditonton. “Apabila
aturan dilanggar dan orang tersebut tidak mengubah sikap, maka kami berhak
untuk mengeluarkan ia dari sini (IOC)," ucapnya.
Tetapi, hal tersebut tidak menutup kemungkinan para
pelanggar bergabung kembali ke komunitas ini. IOC masih bisa menoleransi dengan
satu syarat yakni pelanggaran itu tidak boleh terulang lagi.
Saat ini, IOC UIN Jakarta tengah melakukan open recruitment
(oprec) untuk para mahasiswa. Dalam hal
ini, terang Isma, IOC tidak membatasi siapapun untuk bergabung ke komunitas
ini. “Tidak ada batasan, entah itu umur dan semester. Asalkan, ia mahasiswa dan
cakupannya di sekitar kampus UIN,” jelas Isma.
“Selesai oprec, kami akan mengadakan Gathering akbar. Di
sana, kami akan memperkenalkan anggota-anggota baru kepada IOC cabang daerah
lainnya,” tutupnya.
*Tulisan ini juga dimuat di Website LPM Institut UIN Jakarta
0 Comments