Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-29 yang digelar di Pekanbaru pada 22-26 November ini menimbulkan berbagai polemik. Seperti besarnya jumlah anggaran kongres, masalah logistik, dan kerusuhan yang dilakukan oleh mahasiswa HMI.

Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Usman mengeluhkan soal anggaran untuk kongres tersebut. Dilansir tempo.co, kongres HMI ke-29 menghabiskan uang Rp 3miliar. Menurutnya, anggaran sebesar itu tidak wajar jika dikucurkan untuk seukuran organisasi mahasiswa. “Saya khawatir anggaran itu hanya menjadi lahan bancakan bagi anggota HMI,” ucapnya, Rabu (18/11).

Selain soal anggaran, rombongan kader HMI asal Makassar memaksa agar bisa menaiki kapal PT Pelni secara gratis. Laporan dari Pejabat Hubungan Masyarakat (Humas) Pelabuhan Makassar, Erisanty mengatakan, tercatat 1048 kader HMI turut serta dalam rombongan yang berangkat dari Makassar menuju Jakarta untuk melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru. Dari keseluruhan penumpang, 1025 mahasiswa di antaranya tidak memiliki tiket untuk menaiki kapal. “Padahal, PT Pelni dan HMI sudah ada kesepakatan untuk memberikan diskon dari Rp 450ribu menjadi Rp230 ribu,” keluhnya, Rabu (18/11).

Tak berhenti sampai di masalah transportasi, pemilik restoran di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mengalami kerugian Rp. 12 juta karena rombongan penumpang bus makan di restorannya tanpa membayar. Rombongan tersebut diduga berasal dari rombongan HMI yang akan mengikuti kongres ke-29 di Pekanbaru. “Ini terbukti dengan tulisan ‘Rombongan HMI’ yang dipasang di bus,” kata Kepala Kepolisian Resor Indagiri Hulu, Ajun Komisaris Besar, Ary Wibowo, Minggu (22/11).

Ary mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Sabtu siang. Sebanyak 21 bus berhenti di Rumah Makan Umega untuk makan siang. Selesai makan, koordinator hanya menyerahkan uang sebesar Rp 1,2 juta. “Saat ia mengurus pembayaran, 20 bus lainnya sudah pergi lebih dulu,” tandasnya.

Sesaat sebelum kongres, Ribuan kader HMI kembali berulah karena tak mendapat akomodasi dan penginapan oleh panitia penyelenggara kongres pada Sabtu malam (21/11). Menurut warga sekitar, Zuhdi, mereka mengamuk di Jl. Jendral Sudirman, Pekanbaru.

Rombongan ini, lanjut Zuhdi, melampiaskan kekecewaannya dengan cara membakar ban bekas dan memblokir jalan. Kaca Gedung Gelanggang Olah Raga (GOR), pagar, dan lampu taman juga dirusak oleh kader HMI. "Mereka merasa tidak disambut baik oleh panitia,” ujarnya, Sabtu (22/11).

*Tulisan ini juga dimuat di Website LPM Institut UIN Jakarta