Judul: Spotlight
Sutradara: Tom McCarthy
Tahun: 2015
Durasi: 129 menit
Genre: Sejarah, Drama
Disimpan di manapun, bangkai akan tercium juga. Sama dengan
kejahatan, disembunyikan sebaik apapun akan terungkap pula.
Pada 2001 silam di Boston, Amerika Serikat, muncul isu bahwa
pastur-pastur diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur.
Awalnya, rumor ini enggan diberitakan lantaran kepercayaan masyarakat Amerika
terhadap Gereja Katolik masih tinggi. Namun, salah satu media cetak saat itu,
The Boston Globe, mencoba mengungkap dugaan tersebut.
Saat rapat redaksi Tim Investigasi The Boston Globe bernama
Spotlight, berencana akan mengangkat tema berita tentang kasus manipulasi di
kepolisian. Tetapi editor berita The Boston Globe saat itu, Marty Baron (Live
Schriber) menolak tema tersebut. Ia malah mengusulkan agar mereka menyelidiki
kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastur.
Keempat reporter Spotlight terdiri dari Walter Robby
(Michael Keaton), Michael Rezendes (Mark Ruffalo), Matt Carol (Brian d’Arcy
James), serta Sascha Pfeiffer (Rachel McAdams). Awalnya, mereka hanya memegang
data yang berisi tiga belas pastur terdakwa pelecehan seksual. Lalu Spotlight
pun melakukan penyelidikan lebih lanjut seperti pengintaian, membongkar dokumen
rahasia serta mewawancarai pihak-pihak terkait seperti korban, polisi,
pengacara, dan hakim.
Beberapa korban mengaku telah dilecehkan oleh pastur saat
mereka berumur empat sampai dua belas tahun. Pelecehan itu berawal karena latar
belakang keluarga korban yang miskin dan broken home. Akhirnya para korban
memilih lingkungan agama sebagai pelarian. Kemudian pastur memberi mereka kasih
sayang layaknya orangtua sendiri. Namun lama-kelamaan perlakuan pastur itu
berujung pada pelecehan seksual.
Ketika di lapangan, keempat reporter Spotlight mengalami
banyak hambatan. Misalnya, narasumber yang sulit ditemui, tertutupnya informasi
mengenai data-data pelaku, sampai ancaman dari berbagai pihak. Tak hanya itu,
Spotlight juga mendapat kritik dari Marty. Menurutnya, data-data yang Spotlight
miliki belum cukup.dan hanya sebatas permukaan saja.
Kemudian Spotlight kembali mendalami perkara dan mencari
data. Akhirnya, mereka berhasil mengumpulkan 87 nama pastur dari hasil
wawancara beberapa korban. Tak hanya pastur, beberapa institusi seperti gereja,
polisi, bahkan lembaga hukum sebenarnya tahu kasus pelecehan seksual tersebut.
Namun, mereka seakan menutup mata dan tak mau memberikan informasi.
Walhasil, Spotlight mencari cara lain, Robby, mengancam
narasumber yang juga berprofesi sebagai pengacara korban, Eric MacLeish (Billy
Crudup). Menurut Robby, MacLeish dianggap melakukan kejahatan karena ia
mendiamkan kasus yang sudah ada selama bertahun-tahun. Tak main-main, Robby
juga akan mengubah angle berita dari kebobrokan pastur jadi sikap pengacara
yang menjadikan kasus pencabulan sebagai keuntungan pribadi.
Selain ancaman, Spotlight juga menuntut pihak Gereja lewat
jalur hukum. Bersama pengacara korban, Mitchell Garabedian (Stanley Tucci),
menuntut agar dokumen rahasia tentang pencabulan oleh pastur dapat diakses
umum. Setelah mengalami proses panjang, keempat reporter tersebut bisa
menyelesaikan dan menerbitkan beritanya di koran The Boston Globe.
Dampak dari pemberitaan kasus pencabulan oleh pastur ini
cukup signifikan. Spotlight dibuat sibuk dengan menerima telepon dari
korban-korban pencabulan. Akibatnya, laporan mereka semakin berkembang. Hingga
2002, Spotlight berhasil mempublikasikan 600 kisah dari 1000 korban tentang
skandal ini dan 249 pastur didakwa di depan umum akibat pelecehan seksual di
keuskupan Boston.
Film yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan tentang
bagaimana jurnalis mengungkap sebuah kasus melalui metode investigasi. Sikap
sang editor, Live Schriber, yang dingin serta gagasannya tentang kedalaman
berita mampu menambah apik skenario. Film yang disutradarai Tom McCarthy ini
mengajak penonton untuk membayangkan cara kerja reporter dengan alur yang
sederhana.
Spotlight menunjukkan bagaimana cara menilai
seseorang tanpa melihat latar belakangnya. Tak hanya itu, jurnalis juga dapat
berfungsi sebagai pembentuk opini publik. Film ini mampu meraih dua penghargaan
di ajang The Academy Awards 2016 dalam kategori Film Terbaik dan Naskah Asli
Terbaik.
*Tulisan ini juga dimuat di Website LPM Institut UIN Jakarta
0 Comments