Sumber: lpminstitut.com |
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut adalah salah satu Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. UKM ini bergerak di bidang Jurnalistik. Berbeda dengan UKM lainnya
yang menjurus ke hobi mahasiswa, LPM Institut adalah UKM yang langsung
menjerumus di bidang karir.
Syarat untuk menjadi bagian dari UKM ini tidaklah mudah.
Pada awal pendaftaran, para peserta ini harus mengikuti kegiatan taaruf selama
3 hari. Sehabis taaruf, mahasiswa ini memasuki tahap wawancara. Ketika wawancara
sudah dilewati, dilanjutkan mengikuti kegiatan Training Pers Institut (TPI)
yang memakan waktu satu bulan. Selama TPI, para peserta sudah mendapat julukan
sebagai Bakal Calon Anggota (Bacang).
Ketika TPI memasuki hari terakhir, itu adalah masa-masa
peralihan yang sangat mendebarkan bagi kami, para peserta itu sendiri. Di hari terakhir inilah, masa-masa yang menurut saya adalah
masa-masa krusial. Setelah kegiatan mentoring selesai, kami memasuki sesi tata
tertib (tatib). Sesi tatib ini menyuruh saya dan para bacang lainnya untuk
merenung tentang kontribusi kami untuk UKM ini.
Malam yang panjang dan perintah tatib ini membuat saya
merenungkan bagaimana nasib saya sendiri. Renungan saya kali ini berbeda dengan
renungan-renungan sebelumnya. Di malam itu, saya melamun dan memikirkan apa
yang akan saya berikan ke UKM LPM Institut nanti. Pemikiran saya terhanyut oleh
suasana malam yang begitu indah itu.
Di dalam hati saya berpikir, “Jika saya sudah menjadi
pengurus disini, apa rencana saya ke depan?”. Konflik batin mulai memasuki
saya. Terlintas di otak saya kesalahan yang fatal dalam hal penulisan. Saya
kembali berpikir, “jika gue terus salah kayak gini, gimana mau maju LPM?”.
Pada akhirnya, saya bagaikan mendapat pencerahan. Menulis
memang bukan hal yang mudah. Akan tetapi, jika saya memang mau berusaha, saya
yakin pasti bisa. Disitu saya kembali memikirkan masa depan LPM jika saya
menjadi anggota nanti. Awalnya, rencana saya sangat sederhana, yakni ingin
memperkenalkan mahasiswa UIN tentang UKM ini.
Alasan rencana saya seperti itu dikarenakan masih ada
mahasiswa yang belum mengenal UKM LPM Institut. Ketika saya berdiskusi dengan
beberapa teman saya di fakultas, masih ada mahasiswa yang menanyakan apa itu
LPM Institut? Saya sangat kecewa, sekaligus termotivasi mengenalkan UKM ini
kepada teman-teman dan mahasiswa lainnya.
Kontribusi saya yang kedua yakni memberitakan dan menjadi
penyambung lidah mahasiswa dengan pihak rektorat itu sendiri. Saya akan
memberikan keluhan-keluhan mahasiswa melalui tulisan saya yang akan
disebarluaskan nantinya. Saya mempunyai prinsip, “agar dikenal orang, tulislah
sesuatu!”
Kontribusi saya yang ketiga yakni memajukan kondisi internal
UKM LPM Institut itu sendiri. Walaupun UKM ini sudah dikenal banyak pihak
kampus lain, saya masih merasa kurang karena didalam kampus saja masih ada yang
belum mengenal apa itu LPM Institut. Yang dimaksud disini yakni menambah
kualitas pemikiran para anggota LPM Institut nanti.
Kontribusi keempat saya yakni menyeleksi para penerus di
bawah saya. Saya ingin menambah kualitas terkait adik-adik saya yang nantinya
bakal meneruskan UKM ini. Saya mengikuti prinsip LPM Institut itu sendiri,
“kualitas lebih penting daripada kuantitas!”
Walaupun demikian, saya menyadari kualitas saya masih jauh,
bahkan belum ada apa-apanya. Saya sering berpikir kenapa tulisan saya masih
saja banyak yang salah. Saya masih berpikir ada apa dengan tulisan ini. Tetapi,
saya akan terus berusaha untuk bertahan di sini. Saya akan menambah kualitas
saya. Karena, masa depan LPM nanti akan berada di tangan kami, para Calon
Anggota.
0 Comments