ilustrasi: suarawajarfm.com
Menulis adalah salah satu bentuk dari sebuah revolusi mental. Jika kita menulis, maka kita bisa mengembangkan ide dan pikiran kepada pembaca. Namun, tak semua orang bisa menjadi penulis. Apabila kita ingin menjadi penulis, mulailah dengan rajin membuat tulisan. Tak perlu tulisan ilmiah, tulisan santai pun bisa anda lakukan. Jika sebelumnya kita menulis seminggu sekali, maka ubahlah jadi sehari sekali. Tulisan itu juga bisa dimuat di media apapun, baik itu sekadar status sosial media maupun di blog pribadi.

Setelah rajin membuat tulisan, pastilah anda akan mulai bosan. Fase ini bisa anda atasi dengan perkaya bahan bacaan. Sekali lagi, tak perlu bahan bacaan yang ilmiah. Novel pun bisa anda baca ketika mulai jenuh dengan kegiatan ini. Dari bacaan tadi, anda akan bisa menemukan suatu perumusan baru dalam sebuah tulisan yang ingin anda kerjakan. Entah itu kekayaan kata sampai struktur kalimat dalam tulisan anda.

Dua cara tadi cukup untuk mengubah anda agar bergiat dalam menulis. Simpel bukan? Namun, tak banyak orang-orang yang mau mengerjakan kedua hal tadi. Terlebih, generasi milenial sekarang lebih tertarik dengan sosial medianya masing-masing. Jangan sampai terbawa arus, revolusi mental bisa dimulai dari diri kita masing-masing.
Menulis adalah salah satu bentuk dari sebuah revolusi mental. Jika kita menulis, maka kita bisa mengembangkan ide dan pikiran kepada pembaca. Namun, tak semua orang bisa menjadi penulis. Apabila kita ingin menjadi penulis, mulailah dengan rajin membuat tulisan. Tak perlu tulisan ilmiah, tulisan santai pun bisa anda lakukan. Jika sebelumnya kita menulis seminggu sekali, maka ubahlah jadi sehari sekali. Tulisan itu juga bisa dimuat di media apapun, baik itu sekadar status sosial media maupun di blog pribadi. Setelah rajin membuat tulisan, pastilah anda akan mulai bosan. Fase ini bisa anda atasi dengan perkaya bahan bacaan. Sekali lagi, tak perlu bahan bacaan yang ilmiah. Novel pun bisa anda baca ketika mulai jenuh dengan kegiatan ini. Dari bacaan tadi, anda akan bisa menemukan suatu perumusan baru dalam sebuah tulisan yang ingin anda kerjakan. Entah itu kekayaan kata sampai struktur kalimat dalam tulisan anda. Dua cara tadi cukup untuk mengubah anda agar bergiat dalam menulis. Simpel bukan? Namun, tak banyak orang-orang yang mau mengerjakan kedua hal tadi. Terlebih, generasi milenial sekarang lebih tertarik dengan sosial medianya masing-masing. Jangan sampai terbawa arus, revolusi mental bisa dimulai dari diri kita masing-masing.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dickyp234/tingkatkan-budaya-menulis_58ea031b6523bd9319a30eda
Menulis adalah salah satu bentuk dari sebuah revolusi mental. Jika kita menulis, maka kita bisa mengembangkan ide dan pikiran kepada pembaca. Namun, tak semua orang bisa menjadi penulis. Apabila kita ingin menjadi penulis, mulailah dengan rajin membuat tulisan. Tak perlu tulisan ilmiah, tulisan santai pun bisa anda lakukan. Jika sebelumnya kita menulis seminggu sekali, maka ubahlah jadi sehari sekali. Tulisan itu juga bisa dimuat di media apapun, baik itu sekadar status sosial media maupun di blog pribadi. Setelah rajin membuat tulisan, pastilah anda akan mulai bosan. Fase ini bisa anda atasi dengan perkaya bahan bacaan. Sekali lagi, tak perlu bahan bacaan yang ilmiah. Novel pun bisa anda baca ketika mulai jenuh dengan kegiatan ini. Dari bacaan tadi, anda akan bisa menemukan suatu perumusan baru dalam sebuah tulisan yang ingin anda kerjakan. Entah itu kekayaan kata sampai struktur kalimat dalam tulisan anda. Dua cara tadi cukup untuk mengubah anda agar bergiat dalam menulis. Simpel bukan? Namun, tak banyak orang-orang yang mau mengerjakan kedua hal tadi. Terlebih, generasi milenial sekarang lebih tertarik dengan sosial medianya masing-masing. Jangan sampai terbawa arus, revolusi mental bisa dimulai dari diri kita masing-masing.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dickyp234/tingkatkan-budaya-menulis_58ea031b6523bd9319a30eda