Menjadi mahasiswa adalah suatu kebanggaan sendiri bagi setiap orang yang menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Dalam pendidikan tersebut, mahasiswa dituntut untuk melanjutkan masa didiknya di universitas, baik negeri maupun swasta. Namun, biaya perkuliahan yang tinggi adalah salah satu faktor penjegal untuk orang-orang yang tak mampu dalam bidang ekonomi. Untuk menunjang perkuliahan, universitas juga menemukan solusi, yakni melalui beasiswa.

Salah satu kampus yang menyediakan beasiswa adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN sendiri memilik banyak beasiswa. Beberapa beasiswa ‘terkenal’ di UIN ada tiga macam, yakni Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA), Badan Layanan Umum (BLU), dan Bidikmisi.

Beasiswa DIPA berasal dari Kementerian Agama (Kemenag). Bagi mahasiswa yang menginginkan DIPA, butuh beberapa syarat. Mahasiswa diharuskan untuk mendaftar online melalui Academic Information System (AIS). Kemudian mengumpulkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), slip pembayaran SPP, struk pembayaran listrik satu bulan terakhir, sertifikat prestasi, transkip Index Prestasi Komulatif (IPK) minimal 3,00, fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan Kartu Keluarga (KK). 

Tak hanya itu, mahasiswa juga diharuskan mempunyai rekening aktif Bank Republik Indonesia (BRI) Kantor Unit Ciputat dan memiliki usia maksimal 25 tahun. Setelah mengumpulkan semua berkas, mahasiswa dipersilahkan ke Gedung Kemahasiswaan untuk verifikasi data.

Namun, DIPA memiliki masalah dalam sasaran beasiswanya. Banyak mahasiswa mampu tapi mendaftar beasiswa ini. Persyaratannya  yang mudah adalah faktor salah sasaran beasiswa ini. Alhasil, beasiswa yang seharusnya ditujukan kepada orang tak mampu menjadi tidak tepat tujuannya.

Selanjutnya, UIN memiliki BLU. Dana BLU didapatkan dari Badan Layanan Usaha yang dimiliki UIN Jakarta. BLU tersebut berupa Rumah Sakit UIN, Hotel Syahida INN, Madrasah Pembangunan, dan masih banyak lainnya. Dalam pelaksanaannya, BLU hanya diperuntukkan untuk mahasiswa yang mendaftar di Fakultas Adab dan Humanora (FAH), Fakultas Ushuluddin (FU), dan .Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI).

Untuk mendaftar BLU, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti tes berupa lisan dan tulisan. Sehari sesudah tes, mahasiswa dapat melihat hasil pengumuman yang ditempelkan di mading. Dalam pembagiannya, ada dua macam BLU, yakni BLU Khusus dan BLU Mandiri. Mahasiswa yang lolos tes akan memperoleh BLU Khusus. Mahasiswa ini mendapatkan biaya perkuliahan secara gratis sampai ia lulus.

Jika tak lolos tes, mahasiswa yang mengikuti BLU dipersilahkan beralih ke BLU Mandiri. Di jalur ini, mahasiswa tetap bisa masuk UIN. Namun, ia tetap membayar perkuliahan seperti mahasiswa lainnya.

Setelah DIPA dan BLU, UIN juga memiliki beasiswa  bernama Bidikmisi. Untuk mengambil beasiswa ini, mahasiswa terlebih dulu diterima di UIN Jakarta. Setelah resmi menjadi mahasiswa UIN, langkah selanjutnya yakni mengajukan namanya di Bidikmisi ini.

Sama seperti pendaftaran beasiswa lain, Bidikmisi juga memerlukan beberapa data yang musti diajukan ke bagian kemahasiswaan. Untuk dokumen, diperlukan KTP, KTM, KK, SKTM, foto copy ijazah, foto copy raport, surat keterangan kelakukan baik dari sekolah atau kepolisian (SKKB), foto rumah ( depan,samping,belakang, ruangan didalam rumah), slip gaji orangtua 2 bulan terakhir, slip tagihan listrik, surat rekomendasi dari sekolah, dan sertifikat/piagam prestasi (jika ada).

Sama seperti beasiswa lainnya, Bidikmisi UIN Jakarta memiliki beberapa persyaratan yang bisa dibilang ‘berat’ untuk mahasiswanya. Khusus UIN Jakarta, mereka memiliki asrama yang wajib ditinggali untuk mahasiswanya. Asrama ini memerlukan waktu selama setahun dalam perkuliahannya. Jadi, penerima beasiswa Bidikmisi diharuskan tinggal di asrama yang telah disediakan.

Selama di asrama, mahasiswa wajib mengikuti beberapa pembinaan. Pembinaan ini bertujuan untuk mempertahankan IPK agar tetap sesuai dengan persyaratan. Namun, pembinaan yang dilakukan setiap hari ini dianggap berat oleh sebagian mahasiswanya.

Dilansir Tabloid INSTITUT edisi Maret 2015, mahasiswa yang absen selama pembinaan akan dikenai sanksi. Apabila ada yang tidak ikut pembinaan, maka mahasiswa akan mengalami pemotongan biaya beasiswa. Tak hanya itu, mereka yang absen pembinaan juga diancam akan diblacklist dari daftar mahasiswa penerima Bidikmisi.

Itulah beberapa beasiswa yang ada di UIN Jakarta. Sulit memang, namun itulah peraturannya. Oleh karenanya, rajin-rajinlah bagi kalian yang memiliki beasiswa. Rajin kuliah tentunya.