Aktivitas tujuh penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan ditunda pada Senin, (14/11) pagi tadi. Menurut Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bambang Beny Setiaji, tertundanya penerbangan ini terjadi karena adanya kabut asap yang cukup pekat. Akibatnya, kelembapan udara menjadi rendah dan mengurangi jarak pandang pada penerbangan pesawat.
Beny menuturkan bahwa kondisi ini disebabkan karena banyaknya titik panas (hot spot) selama 24 jam terakhir. Dari sana, intensitas asap kiriman jadi meningkat secara signifikan.
“Asap-asap ini datang dari Banyu Asin I, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran, Pemulutan, Cengal, Pematang Panggang, hingga Mesuji,” jelas Beny.
Menurut rilis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, data titik panas tercatat ada 732 titik selama 24 jam terakhir di wilayah Sumsel. Setengahnya, atau 437 titik, berada di Kabupaten OKI. Dari titik inilah, asap kebakaran hutan dan lahan dibawa ke Kota Palembang dengan kecepatan 9-37 km/jam.
Asap pun makin pekat pada pagi hari. Intensitas asap umumnya meningkat pada pukul 04.00-08.00 WIB dan 16.00-20.00 dikarenakan labilitas udara yang stabil atau tidak ada massa udara naik pada jam-jam tersebut,” ujar Beny.
Beny menambahkan, kabut asap masih akan berlangsung dikarenakan sampai saat ini hujan belum menggenangi titik panas Sumatera Selatan. Secara regional pun, Benny menyadari bahwa melemahnya Badai Tropis Hagibis di Laut Cina Selatan. Akibatnya, potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel tetap turun hingga tiga hari ke depan.
*Artikel ini telah tayang di Airmagz.com